Disiplin.
Disiplin itu maknanya bisa luas banget, bisa tentang
individu, keluarga, maupun masyarakat luas. Disiplin di rumah, sekolah, dunia
kerja, dan lingkungan yang lebih luas lagi.
Kali ini, aku pengen berbagi tentang disiplin orang Jepang.
Jadi pada suatu masa tepatnya tahun Februari 2016, dapet
rejeki ga disangka-sangka, ikut dalam rombongan kunjungan ke Hiroshima, Jepang,
dalam rangka kerjasama Kota Bogor dengan Hiroshima Prefectures.
Sumber gambar: http://karakterbangkit.blogspot.co.id/2016/09
Kunjungan ini sifatnya training, jadi plis jangan
diasosiasikan dengan perjalanan luar negeri yang main-main hehe. Tujuh hari di
sana aktivitasnya amat padat (mereka kayak gam au rugi haha), dari pagi sampai
sore, diisi kegiatan di kelas sampai kunjungan lapangan.
Ini kunjungan saya pertama kali ke Jepang, semoga banget
lain waktu bisa ke Jepang lagi hehe. Dan saya dibuat terkagum-kagum dengan
disiplin mereka. Walaupun sering banget liat di tivi atau media, tentang betapa
disiplinnya mereka, tapi tentu beda dengan ketika kita menyaksikan sendiri.
Disiplin antri
Menuju ke Hiroshima, kami diberi rute pesawat lalu disambung
kereta api. Salut pertama adalah disiplin antrinya mereka. Patuh berbaris satu
satu di belakang garis kuning yang jadi batas antrian. Tak perlu ada petugas
yang mengatur. Ketika kereta berhenti, yang naik mendahulukan yang turun.
Kereta berhenti cuma sekejap, tapi dengan tidak saling berebut, aman-aman aja
tuh ga ada yang tertinggal. Tak ada yang berani duduk di kursi prioritas selain
yang berhak. Kursi-kursi itu dibiarkan kosong aja.
Beda kan dengan di kita. Antrian malah dibikin memanjang,
ada banyak orang yang cuek berdiri di depan garis kuning. Patroli kereta udah
prit prit ngingetin, ih damaang weee. Begitu kereta berhenti, yang mau turun
sering terhalang barisan yang mau naik, belum lagi berebutan naik. Kursi
prioritas? Uh tetep didudukin oleh yang jelas-jelas ga berhak. Mungkin kalo
duduk sementara ga masalah, begitu yang berhak naik, trus dia pindah. Ini sih
engga, ada banyak yang cuek aja (pura-pura) bobo nyenyak, dan perlu pak patrol turun
tangan maksa dia pindah. Duh..
Dua hari lalu, pengelola comline sudah ada upaya ke situ,
seperti di video berikut.
KEsimpulannya? Yuk mulai disiplin diri dengan tertib antrian
di stasiun kereta. Malu dong ah, udah dicoba disedikan berbagai fasilitasnya
sampe dibikinin garis antrian gitu terus kita nyelonong aja gam au antri.
Beberapa kali kami kunjungan ke suatu kantor atau ke rumah
makan, kami masuk ruangan harus buka sepatu dan berganti sandal yang sudah
disediakan. Tau sendiri dong, lepas sepatu itu kita lepas begitu aja dang a perhatian
gimana posisinya. Daan ketika kami keluar ruangan, sepatu kami sudah disusun
rapi berjejer hahaha... Edun pan.