Selasa, 23 Januari 2018

Togeder Poreper

Mengawali tahun 2018, kumpulan Poreper kembali rencanakan acara kumpul-kumpul. Buat yang pengen tahu apa itu Poreper, sila baca di sini. Kali ini, kami mau nostalgia ke Kebun Raya Cibodas di Cianjur tanggal 13 Januari. Tempat kami perpisahan jaman SD, tapi jangan kepo ya itu tahun berapa, ketauan ntar jadulnya kami ups haha...


Ini foto jadul waktu kita piknik jaman SD hihihi


Sejak dua minggu sebelumnya, bu ketu kami yang gercep itu telah bagi tugas bawa makanan buat kami botram alias piknik di sana. Aku kebagian telur balado, kebayang kudu perang di dapur abis pulang ngantor di Jumat sore. Cing karunya lah ka abdiiii haha (kasihan lah sama awak). Mana minggu itu lagi hectic banget di kantor n rumah. Di hari Jumat aku putar otak, duh beli apa yaaa.. pengen bawa yang khas Bogor. Untung keluar ide: jadinya bawa moci talas dan minuman pala... selameettt hehe...

Ada tiga rombongan yang menuju tkp. Sebagian besar dari Bandung, ada yang dari Jakarta, dan aku berdua sobatku Rinta dari arah Bogor. Rinta bawa dua anak gadisnya. Kami mulai jalan sekitar jam 6 pagi. Di jalur Puncak ternyata hujan gerimis dan berkabut. Seru juga liatnya, jadi teringat beberapa tahun lalu, melintas Puncak rasa romantis diiringi rinai hujan sama seseorang, tssaahhhh... Kami sampai di tkp paling awal. Duh ternyata anginnya kenceeng banget, sampe bikin rada serem. Dingiiin. Untung ada warung kecil di dekat gerbang. Kami duduk menunggu teman-teman lain. Langsung pesan teh panas, indomie rebus. Tak lama keluar gorengan bala-bala dan pisang goreng panas. Nikmaat, lumayan ngurangin rasa dingin.

Sambil ngemil, kulihat mulai banyak orang-orang berdatangan. Ada serombongan anak pramuka nenteng macem2 peralatannya, ibu2 yang bela-belain pake jas hujan plastik warna warni. Oh ternyata banyak juga ya yang mau piknik juga ke sini. Tiba-tiba terdengar pengumuman dari speaker: “Para pengunjung, dengan terpaksa kami menutup Kebun Raya untuk sementara karena kondisi cuaca yang tidak memungkinkan.” Aku dan Rinta langsung saling berpandangan dengan muka bingung. Waduh, gimana dong rencana nostalgia plus piknik?

Tak lama, Suzan dan Heny dari Jakarta sampai juga. Lalu cari info lanjut ke petugas. Infonya sama, belum bisa dipastikan jam berapa gerbang bisa dibuka. Setelah rombongan Bandung datang, kami rundingan gimana nih baiknya kalo ternyata Kebun Raya masih tidak bisa dibuka sampai siang. Kalo cari resto buat kumpul pun kagok, karena kami masing-masing bawa makanan buat piknik. Mubazir kan jadinya kalo ga kemakan. Akhirnya, kami putuskan buat numpang nongkrong di warung, sambil optimis gerbang KRB bakal bisa dibuka sebentar lagi. Setelah minta ijin pada ibu warung buat sejenak mengokupasi warungnya hehe, kami pun keluarin beberapa cemilan buat temani kami ngobrol.

Setelah sibuk cipika cipiki dan “say hai hellow”, kami awali dengan lantunan ayat-ayat suci Al Quran. Seperti biasa dibaca Debby sang qoriah. Kali itu yang dibaca Q.S Ali Imron ayat 190-192. Secara garis besar isi ayat itu mengingatkan manusia buat senantiasa bertafakkur menelaah alam (langit dan bumi beserta segala isinya). Dalam proses itu, niscaya kita akan menemukan Allah. Dunia ini hanya permainan belaka. Akhirat tujuan kita. Setelah tafakkur, kewajiban kita buat selalu melakukan hal-hal baik buat bekal kita nuju akhirat. Jleb euy buat aku mah yang memang ngerasa fakir ilmu. Lalu disambung share dari Heny tentang kisah seorang kawannya yang dapat masalah keluarga cukup berat. Ceritanya panjang, kalo ditulis bisa makan 2 halaman hehe intinya sang istri (tanpa tahu) dipoligami suaminya lalu sang suami jatuh sakit lalu kisruh ke sana sini mirip kayak benang kusut. Diskusi ringan tapi cukup kena di hatiku. 

Tak lama cuaca mulai terang  dan tiupan angin makin berkurang. Lalu Heny yang gesit inisiatif cari info lagi ke petugas. Ternyata pintu gerbang sudah bisa dibuka. Alhamdulillah. Maka cus lah kami masuk. Tapi karena cuaca masih belum sepenuhnya normal, maka hanya jalur depan yang boleh dimasuki pengunjung. 

Ternyata Kebun Raya Cibodas (KRC) sedikit berbeda dengan KRB (Kebun Raya Bogor). KRC punya topografi yang lebih naik turun, jalan aksesnya juga tidak lebar. Untuk mobil perwis, rada ngepas dan butuh keahlian sang supir. Sementara KRB, areanya lebih merata, ada naik turun tapi tidak setajam di KRC. Kemudian pohon-pohon di KRC juga sepengamatanku tidak setua pohon di KRB. Di KRB, ada beberapa pohon yang lingkarnya gede banget, tangan dua orang direntangkan pun tidak cukup melingkari si batang pohon.

Sakura di Kebun Raya Cibodas

Setelah parkir di area sesuai petunjuk petugas, kami lalu jalan kaki. Dengan guide Nike yang sudah sering bawa rombongan ke situ, kami lalu berjalan menuju Taman Sakura. Ini beberapa foto Taman Sakura. Sayangnya sebagian besar bunga dan daunnya sudah gugur. Tapi lumayan lah masih bisa lihat si kembang bunga khas Jepang itu.


Piknik nih kita kakaaakkkk....






Setelah  jalan kira-kira satu jam, mulai ada yang bisik-bisik lapar haha ya sudah dulu deh muterin KRCnya. Lagian banyak jalur yang ditutup jadi terbatas area yang bisa dimasuki. Langsung deh cari area rumput buat piknik kami. Terpilihlah tempat ini, lumayan rata di pinggir kolam dan cukup teduh.

Yes, piknik alias botram pun mulai digelar. 



Menu piknik yang maknyuuussss
Nih foto menu pikniknya, yang ga ngiler berarti ada sesuatu yang salah dengan kalian haha.. Ada nasi liwet, ayam goreng, gepuk, ikan balita khas Bogor, lalap sambel, tempe tahu bacem, dan tumisan. Trus ada minuman, kue sus, cemilan keripik2, buah, rujak bebek, kerupuk kulit plus dodol2an dari Garut. 

Aku sampe nambah lho nasi liwetnya, lauknya iihhh meni arenaaakkk. Cemilannya jugaa, kerupuk kulitnya jadi rebutan, rujak bebeknyaaa pas bangeettt buat aku yang ga suka pedes, maknyuusss. Satu termos rujak pun tandassss.

Nikmat banget lhooo abis cape jalan kaki trus makan ngampar tiker di pinggir kolam sambil menghirup udara segar dan menikmati kehijauan tanaman. Duuhhh, nikmat Allah mana lagi yang akan kami dustakan. Rinta juga bawa menu khas lain yaitu ikan balita khas Bogor. Alhamdulillah jajanan khas Bogor itu pada doyaannn. Minuman pala ternyata pada pengen coba, moci juga tandas sama dusnya (*maksudnya dus mah dibuang haha). Pulangnya ada yang langsung mampir ke toko Lapis Bogor buat cari moci. Besoknya  di grup ada yang ribut cari IGnya si Gepuk Karuhun pengen order ikan balita lagi. Hehe alhamdulillah. Daan seperti biasa habis makan, kami emak2 operasi plastik. Semua makanan yang ga habis dibagi-bagi seru sambil ketawa dan kadang rebutan.

Kesimpulannya, kami “kawaregan” alias kekenyangan trus kantuk pun menyerang hahaha.. angin sepoi-sepoi tea atuh. Setelah beres makan, kami menuju mesjid utk shalat Dluhur. Beres shalat, foto-foto lagi (anggeerrr alias teteeeppp haha), lalu bubar menuju rumah masing-masing. 

Senaangggg... 
Duit weuteuh, beuteung seubeuh, balik rebo.. hahahaha...


Foto bareng plus spanduk dadakan tapi bajuusss

Alhamdulillah di hari itu, ada banyak hikmah yang bisa aku ambil:
1.       Tak ada gunanya kita terus menerus ingin merubah seseorang sesuai harapan atau keinginan kita. Ada dua sisi. Pertama, apakah betul harapan kita itu terbaik bagi dia? Karena yang terbaik tentunya hanya Allah yang Maha Tahu. SIsi kedua, itu bikin cape hati kita, tul ga? TIdaklah mungkin kita dapat merubah seseorang, kenapa? Karena tiap orang itu unik. Segala sikap dan perilakunya adalah cerminan pendidikan dan tradisi dalam keluarganya selama bertahun-tahun. Lalu apa kita punya hak buat merubah dia dalam sekejap sesuai kemauan kita? (camkan itu Aniiiii).
2.       Segala yang kita lakukan dalam hidup kita, pergunakanlan sebaik-baiknya agar bisa jadi ladang ibadah. Betapa nikmatnya jika itu bisa tercapai. Hidup jadi tidak sia-sia dan berpahala. Contohnya, kalo liat kerjaan rumah tangga itu baca bismillah niatkan buat ladang amal, jangan misah misuh ngeluh panjang.
3.        Ketika memandang kasus poligami tidak bisa hitam putih. Sebelumnya, aku berpikir, ketika seorang suami menikah lagi, maka dia dzalim dan merugilah si istri. Tapi ternyata esensinya ada hal lain. Suami poligami, maka jaminan istri masuk surga dari pintu manapun jika ia bersabar.  Jika pun suami dzalimi kita, tak usahlah berpikir untuk membalasnya. Kenapa? Karena sesungguhnya terjadi transfer pahala dari dia ke kita. Wallahu alam.
5.       Last but not least. Awalnya ada dua orang yang sudah memproklamirkan calon besan di grup kami haha .. Debby dan Tety. Dan di KRC tambah satu lagi, yaitu aku haha.. Abisan anak gadis Rinta maniiiss bangeetttt. Hahaha...

Poreper bukan sekedar berbagi seuri dan nostalgi, tapi juga berbagi hikmat dan pengingat. Togeder Poreper.... semogaaaa kita together forever always be friends yaa ....


*photo credit to Belly, Indah, n Anti's girls (calon mantu hahaha)

Rabu, 03 Januari 2018

Tahun BARU sama dengan Tekad BARU

Hari ini hari keempat di tahun 2018. Tahun baru, baru berganti tahun.

Sudah beberapa tahun ini, setiap malam tahun baru, keluarga kecil kami tidak ikut merayakannya. Tidak ada barbeque-an, tidak ada terompet atau kembang api (jelas lah, bocahnya wes bujang haha), tidak ada makan-makan khusus. Jaman anak-anak masih kecil, kami sering ikutan malam tahun baruan di tempat saudara.

Tidak ada alasan khusus, bukan juga patuh sama larangan yang beredar di berbagai grup medsos hehe. Alesannya simple: malez. Ya, males datang ke keramaian, males desek-desekan, males mamacetan, males beberes dan kukumbah kalo babakaran. Dasaarr yaa haha.

Yang kami lakukan cuma begadang nonton film di TV, kebetukan dapet paket akhir tahun gratisan semua saluran. Hihi emak alim rugel pisaan (kaga mau rugi). Ditemani jagung rebus yang dibeli di tetangga belakang rumah.

Resolusi?
Tahun baru identik dengan resolusi. Ada banyak orang yang bikin resolusi baru ketika ketemu tahun baru. Sekitar 5 tahun lalu, aku masih suka bikin list resolusi ketika tahun baru berganti. Tapi belakangan tidak lagi, karena apa? Karena jarang tercapai. Hihi aku bukan tipe orang yang konsisten. Mungkin termasuk sifat yang harus dirubah ya, tapi gimana atuh sudah guratan tangan, susah banget. Jadi cuma semangat 45 di awal-awal, lalu ketika muncul kendala, ya sudahlah bisa bertahan itu prestasi banget.

Tapi rasanya tahun ini aku butuh bikin tekad baru buat ini dan itu. Yap, bukan resolusi tapi tekad (eh bedanya apa emang?) Oke d, coba bikin beberapa, tiga aja yaa ga usah banyak-banyak.

a. Menghafal Qur’an
Hehe yang pertama ini udah jelas susah banget, secara akuh udah emak-emak jelita. Motivasi pertama dan utama adalah memotivasi anakku. Lulus SD tahun lalu, alhamdulillah dia sudah hafal 3 juz. Tapi sejak SMP (yang negeri), PR banget deh minta dia jaga hafalannya. Nah, supaya fair, maka aku juga mesti ikutan menghafal ya.
Bismillaahh.. mungkin di awal, satu hari tambah hafalan satu ayat juga udah bagus yaa..

b. Lebih rajin masak dan bikin kue
Tahun lalu aku berevolusi menjadi tahu gimana caranya manggang kue di oven.. Qiqiq itu prestasi banget, secara puluhan tahun ga tahu gimana caranya nimbang terigu, jadi tahu apa itu quiche.. berkat siapa? Berkat ikutan kukingklas, kursus masak berbasis pertemanan ala mbak cikgu Imelda (hormat kepada guruuu....).
Cuma abis lebaran, akibat kondisi badan sering ngedrop, maka si oven aseli dianggurin, padahal masih ada bahan-bahan bikin kue di rak.
Nah, mulai awal tahun ini, semoga cukup energy buat menggerakkan tangan nimbang-nimbang tuh bahan lagi.

c.       Lebih rajin nulis
Ini mirip dengan per-baking-an. Di awal tahun, nulis udah bisa konsisten minimal satu minggu satu kali. Sesuai slogan komunitas kami: 1m1c. Tapi lalu lalu dengan berbagai alesan yang sebetulnya dicari-cari aja, nulis makin lama makin jaraaang haha untung ga kena kick dah.  Ada rugina juga ternyata jadi admin hehe.. ketika baca tulisan para member yang makin lama makin bararaguuuss, maka aku jadi minder. Akibat blog aku mah isinya cuma curhatan khas emak-emak.

Semogaa dan semogaaa tahun, ibu pengembara ini bisa rajin nulis lagi...
Itulah tiga tekad BARU yang pengen aku bisa capai di tahun BARU ini. Mugia mugia mugiaa......