Selasa, 13 Juni 2017

Kenangan Mamak Baperan

Aaahh… hari itu - hari terakhir bagi rapot - kok rasanya pengen berlama-lama di sini. Satu lingkungan yang telah warnai hari-harimu, nak. Selama enam tahun. Yang telah ikut bentuk kamu jadi seperti sekarang: berproses terus menerus, belajar senantiasa berpegang pada tali Allah dan mencontoh sunnah Rasul kita.


Rasanya pengen kilas balik jadinya.



Di ruangan ini nak, ibu tunggu giliran wawancara dengan sekolah. Baru pertama kali ibu masuk ke situ. Masih asing dan terasa kagok. Awal daftar, namamu masih ada di waiting list. Nomor empat, ibu inget banget. Tapi rupanya Allah memang sudah gariskan kamu sekolah di situ, dan ibu dipanggil buat wawancara dan kamu observasi. Wawancara yang jujur buat ibu sedikit underpressure hehe.. Tibalah hari pengumuman, dan kamu diterima. 

Alhamdulillah.





Ini ruangan kelas pertamamu, kelas 1 B, bersama 25 anak lainnya, dibimbing ustadzah Merry dan ustadzah Dewi. 

Kesan membekas pertama adalah ketika bagi rapot. Semua anak dapat piala, masing-masing satu. Ada yang bertuliskan: paling rajin tersenyum. Ada lagi: paling suka berteman. Lainnya: pintar matematika. Ada lagi: suka menyanyi. Waah, mataku terbelalak salut atas kreativitas ustadzah. Mungkin kala itu, ada masanya anak-anak bete atau sutres dengan lingkungan baru. Tapi ustadzah berhasil kenali potensi setiap anak. 

Betapa anak dihargai dengan potensi apapun yang dia miliki.





Lalu naik kelas 2B. Ketika bagi rapot selanjutnya, ada satu komentar ustadzah yang masih ibu ingat sampai sekarang. Ilman itu suka ngambek atau nangis, mam. Bukan karena cengeng. Tapi sebabnya kalo ngingetin temennya, lalu temennya ga mau nurut. Misal temennya ribut, lalu Ilman bilang: Jangan ribut dong, kata ustadzah ga boleh ribut. Tapi giliran temennya ga nurut, dia ngambek trus nangis. Ahahahayy anaak… kamu rupanya warisin sifat ibu yang suka ngatur-ngatur yaa…

Semoga itu jadi salah satu dasar kelak kamu jadi pemimpin.





Lalu kamu naik kelas 3 kelas 4, bersama ustadzah Evi & ustadzah Vion. Ustadzah Evi favorit mama-mama. Cepat tanggap dan komunikatif. Alhamdulillah, sifat di kelas kecil itu perlahan membaik ya nak. Kamu mulai dewasa dan lebih mandiri. Plus kritisnya ituuu… Kamu sekarang sudah menjelma jadi kritikus setia ibu dan ayah ketika kami mulai kendor ibadahnya. Diskusi di ruang tengah rumah kita, makin seru karena kamu makin kritis banyak bertanya banyak hal.




Masjid....

Yak, di masjid sederhana namun terasa nyaman ini, kamu mulai pembiasaan ibadah sejak kelas 1. Shalat Dluha setiap pagi lalu dilanjut Qiroati. 

Di kelas 4, kamu mulai tuntaskan satu pencapaian. Khotmul Quran berhasil anak capai. Ibu ingat waktu tes khotmul, ibu intip2 di luar masjid.

Satu pencapaian yang sampe sekarang masih bikin ibu amaze. Betapa sayangnya Allah pada ibu dan ayah, karuniakan kamu nak.






Lapangan....

Ketika kamu mulai suka futsal, tiada hari tanpa obrolan tentang futsal.  Di lapangan ini, kalian para ikhwan biasa habiskan energi buat main bola. Apalagi kalo Sport Day. Ibu dan mama2 lain bersorak sorai, semangati kelas masing-masing. Kala itu kamu sering beraksi jadi kiper. Masih terbayang muka puasmu ketika berhasil menahan bola, tapi kadang tampak muka nyureng-mu ketika gawang kebobolan. Hahaha anaakk..


Oya satu lagi, ketika kamu Try Out with Parents di awal kelas 6, waktu istirahat, para anak ikhwan langsung berhamburan ke bawah dan main bola. Sementara para anak akhwat tak ada satu pun yang keluar ruang kelas. Aahh seru yaaa…


Lalu koridor ini, ada banyak cerita tentang Market Day. Kehebohan mama2 nyiapin berbagai jualan anak-anak. Pernah sekali ibu ikut jualan pudding, waktu kamu kelas 5. Mama Danish jualan tekwan dan mama Daffy jualan kebab. Ustadz Ade dan ustadz Toni juga semangat banget nyiapin aneka property buat dukung anak-anak jualan. Ada satu tagline jirowes ibu selipkan kala itu hahaha… Jika gelas pudding kembali, maka si pembeli dapet satu gelas aqua gratis. Untungnya banyak juga ya nak. Haha.. langsung kita hitung di kelas lalu kita bagi rata.


Lalu tiba masanya kamu mulai pra dewasa. Berbekal pengalaman handle Kaka ketika seusiamu, kita lebih banyak berdiskusi santai, bahas tentang bekal praktis buat kamu hadapi masa-masa ini. Walaupun sempet kesrimpet dikit ya nak hehe tapi kita bisa melewatinya. Kaka juga jadi tempat bertanya ibu. Satu hal yang pasti nak, apapun yang kamu hadapi, cukup cerita pada kami: ayah, ibu dan Kaka.



Oh ya, ibu berhasil foto Pak OB ini. 

Salah seorang yang pastikan kebersihan lingkungan: ruangan kelas kamu nak, toilet, termasuk beberes setelah kehebohan ketika ada acara khusus seperti Market Day atau Sport Day. 

Salam takzim buat bapak OB semua.










Aahh... Rasanya campur aduk. Sedih, bangga, gembira, haru.

Sampai berjumpa lagi At Taufiq. Tak ada ucapan selamat tinggal, karena untukmu tetap ada satu ruang spesial di hati kami. Kenangan indah yang bakal lekat di ingatan sampai kapanpun.



Trimakasih dari mama baperan ini: sudah turut warnai Ilman.
Semoga makin jaya dalam hantarkan anak-anak menjaga agamanya. 

1 komentar:

  1. anak SD pake wawancara emaknya? apa aja itu teh yang diobrolin?

    BalasHapus