Namaku Sulaksani.
Ya itu aja.
Hanya satu kata. Cukup satu kata.
Eh napa jadi kayak lagu jadul yaa (haha.. ketauan deh angkatan jadul).
Satu kata tapi penuh makna.
Kala ibuku hamil yang keempat kalinya, Apa (ayahku) berharap
banget punya anak perempuan. Ketiga kakakku laki-laki. Dan Allah mengijabah doa
beliau, harapan Apa terlaksana. Dari situlah namaku berasal: laksana. Lalu
mungkin supaya agak kreatif walaupun cuma satu huruf hehe, Apa mengubahnya jadi
laksani dan tambahkan Su di depannya. Tarraa….jadilah SULAKSANI.
Menurut Apa kata Su itu berarti baik, bagus. Konon berasal dari bahasa Sansekerta yang lalu
diadaptasi ke dalam bahasa Jawa. Nama ketiga kakakku juga berawalan Su-. Kakak pertama bernama Sutaryadi, lalu
Suhendra, dan ketiga Sujatnika.
Sutaryadi itu singkatan dari nama para sesepuh: SUtedja (Apa), MuchTAR (kakek dari Ibu), RokaYAh (Ibu), dan SumaDIpura (kakek dari Apa). Kreativitas Apa yang
pertama. Cuma yang aneh panggilannya Tedi hehe.
Suhendra, nah nama kakakku yang kedua ini masih misteri.
Rasanya dulu Apa pernah cerita tapi kami bertiga lupa semua. Kreativitas Apa
yang kedua ini sayangnya tidak terdokumentasikan di memori kami. Ketika aku
tanyakan maknanya, maka A Hendra gugling, daaan inilah hasilnya para
pemirsaaahh, meni saeeee.. Dan anggota grup keluarga kompak pada ngakak.
Kreativitas Apa yang ketiga yaitu Sujatnika berasal dari jatnika yang berarti senang, hegar,
mulia, kaya (bahasa Sunda). Mungkin almarhum Apa dan Ibu berharap kakakku yang ketiga
ini bisa jadi orang yang kaya hati dan alhamdulillah tercapai. Panggilannya unik dan jarang banget: Ojat.
Aku baru menemukan satu orang lain dengan nama panggilan yang sama, yaitu paman
dari keluarga Apa.
Nama Apa juga berawalan Su: Sutedja Sumadipura. Tapi Apa
pernah cerita bahwa waktu kecil, namanya juga cuma satu kata: Sutedja,cuma ditambahkan
Djadja di depannya karena nama panggilan. Lalu kalo tidak salah ketika mulai
kuliah, Apa tambahkan nama kakekku sebagai nama keluarga. Jadilah namanya dua
kata: Sutedja Sumadipura. Kalo dipikir2, curang juga ya Apa hehe, namanya dua
kata tapi nama anak-anaknya semua hanya satu kata.
Nama yang cuma satu kata ini kadang bikin kami kukulutus alias ngedumel… haha.. Ketika nama anak lain minimal dua kata, nama kami cuma satu kata. Waktu kecil, baca nama teman-teman rasanya iri, kedengarannya indah gitu.
Buat aku, nama Sulaksani bawa satu konsekuensi lain yaituuu sering dikira laki-laki. Rasanya lebih dari sepuluh kali, dalam pertemuan luar kantor, ketika dibacakan namaku: bapak Sulaksani. Waduuhhh...
Isi paspor yang rada ribet karena ada keharusan
minimal dua kata. Jadilah kami pakai nama Apa sebagai nama keluarga walaupun di
akte tidak tercantum. Alhamdulillah sejauh ini tidak pernah jadi masalah. Yang menguntungkan
cepet waktu isi dokumen atau form apalagi kalo harus bulet2in hitam seperti pada waktu UN haha..
Daaan sebagai akibatnya, semua kakakku kasih nama anaknya
panjang-panjang haha… Nama anak dari semua kakakku terdiri dari tiga kata haha
bener-bener balas dendam. Cuma anak-anakku yang dua kata. Itu bukan tanpa sebab. Setelah diamati dengan seksama lihat para keponakan yang kesusahan nulis nama di berbagai form
hahaha maka aku putuskan nama anakku cukup dua kata saja. Lumayanlah daripada emak
bapaknya yang juga satu kata. Ya haha nama suamiku juga cuma satu kata.
Jadi ingat dulu waktu mau nikah, si tukang bikin ondangan
sampe bingung trus nanya: ini teh beneran nama kedua pengantinnya cuma satu kata?.
Nasiiib nasiiib…..
Gpp teh... Nama itu warisan terindah dr ortu kita. Syukuri aja dg membuat nama itu jd lebih bermakna... Jhaaa
BalasHapushaha.. iyaa.. bukan maksud gitu kok, cuma pengen cerita aja ttg keunikan nama kami kakak beradik
BalasHapusAi Titin, nuhun yaa sudah mampir
BalasHapus