Bulan lalu, temanku Vemmy yang kerja di Prodia share info
seminar tentang Autoimun tanggal 25 Maret. Wah aku langsung minat, cus daftar
dong. Aku bukan penderita Autoimun, tapi beberapa kawan sudah ada yang terkena
dan suka share gejala-gejalanya. Jadi tujuan ikut seminar ini buat nambah ilmu
yang pasti suatu saat akan berguna.
Oh ya yang belum tahu apa itu Prodia, coba
deh gugling itu laboratorium klinik yang udah terkenal banget hehe. Terkenal
karena pelayanannya yang bagus dan akurat. Sehari sebelum seminar, pihak Prodia
telpon aku mengingatkan plus sorenya masuk sms reminder juga. Tuh buat seminar aja, diingetin ya kita. Bener kan pelayannya prima visan hehe...
Oh ya satu faktor lagi yang aku minat banget ikut adalah
karena narsumnya dr Erwanto, dokter spesialis penyakit dalam dengan sub
autoimun. Beliau dokter favoritku dan suami sejak beberapa tahun terakhir.
Kenapa? Diagnosanya tepat sama keluhan kami. Ramah dan bersedia nerangin kalo
kita tanya. Satu lagi hehe kalo aku daftar pasien umum pasti beliau tanya
kenapa ga pake BPJS? Sayang kan bu kalo ga dipake.
Singkat cerita, hari H pun tiba, jadwal mulai seminar jam
12. Dengan semangat 45, jam setengah 12 aku otw ke tkp di Botani. Sampe tkp,
langsung registrasi lalu dapet info mulai tengnya jam 1, jadi dipersilakan buat
shalat dulu. Dr Er (panggilan akrab beliau) ternyata udah tiba. Dia ingat aku
ternyata dan langsung menyapa: apa kabar bu? Kami pun bersalaman. Beliau mau
shalat dulu juga. Aku pun menuju mushola di lantai dasar buat shalat.
Beres shalat, langsung balik lagi tkp. Eh ternyata dapet
makan siang dengan menu Hokben (bukan iklan). Alhamdulillah, emang lagi laper banget hehe
langsung disantap dah. Selagi makan, terlirik ada mbak2 berjilbab merah di meja
registrasi. Lah itu kan Ritaaa temenku satu grup haha langsung deh kami berdadah2 dan
duduk bareng. Cipika cipiki dan bertukar kabar karena udah lama banget ga
ketemu, janjian beberapa kali tapi ga pas terus. Ga lama ada satu mbak2 juga
yang colek2 kami, lah ternyata Rara kawan grup kami juga haha jadilah kami ribut
bertiga. Lucunya baju kami ternyata mirip warnanya. Jadilah kami bercentil ria
berfoto di photo booth yang disediakan panitia.
|
Tiga Mamak Kece |
Naah buat yang pengen tahu tentang autoimun, nih aku kasih
resume dari materinya yaa. Mungkin ada beberapa bagian yang perlu cek dan
ricek, maklum mamak kan terbatas daya tangkapnyaa hehe..
Apa sih autoimun ituu?
Pada bagian ini, aku tambahkan beberapa info dari https://mediskus.com/penyakit/penyakit-autoimun-pengertian-gejala-pengobatan
Penyakit autoimun (aku singkat AI) terjadi ketika sistem
kekebalan tubuh seseorang mengalami gangguan sehingga menyerang jaringan tubuh
itu sendiri. Padahal seharusnya sistem imun hanya menyerang organisme atau
zat-zat asing yang membahayakan tubuh. Dari segi bahasa auto artinya diri
sendiri, dan imun artinya sistem pertahanan tubuh, jadi pengertian autoimun
adalah sistem pertahanan tubuh mengalami gangguan sehingga menyerang sel-sel
tubuh itu sendiri.
Sistem kekebalan tubuh adalah kumpulan sel-sel khusus dan
zat kimia yang berfungsi melawan agen penyebab infeksi seperti bakteri dan
virus serta membersihkan sel-sel tubuh yang menyimpang (non-self) misalnya pada
kanker. Gangguan autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang
keliru menyerang jaringan tubuh sendiri.
Doker Er menerangkan bahwa pada tubuh AI, sistem kekebalan tidak
dapat membedakan mana sel sehat dan mana input dari luar yg berbahaya. AI termasuk penyakit kronik. Belakangan peningkatan kasusnya
makin tinggi, semula 3,7% jadi 7,1 % per tahun. P
Gangguan autoimun dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu
organ spesifik dan non-organ spesifik (doker Er menyebut sistemik). Organ-spesifik
berarti satu organ tertentu yang terkena, sedangkan non-organ spesifik artinya
sistem imun menyerang beberapa organ atau sistem tubuh yang lebih luas.
Ada sekitar 80 gangguan autoimun yang berbeda mulai dari
yang ringan sampai yang berat, tergantung pada sistem tubuh mana yang diserang
dan seberapa besar fungsinya bagi tubuh. Spektrum penyakitnya amat luas spt Lupus, Graves, Multiple sclerosis, Rheumatoid arthritis atau Rematik dan lain-lain.
Dari sumber tersebut, ditulis bahwa AI bukan penyakit tapi
gangguan. Ini mirip dengan pemahamanku, AI ini adalah suatu kondisi tubuh kita
yang lalu sebabkan beberapa penyakit yang berbeda pada seorang pasien.
Penyebab pasti AI blm diketahui. Namun penelitian menyebutkan pasien perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Belum diketahui secara pasti, kenapa perempuan lebih rentan daripada laki-laki, terutama selama usia reproduktif.
AI belum dpt disembuhkan, yang
bisa dilakukan adalah mengendalikannya hingga mencapai remisi. Remisi itu
adalah kondisi AI tetap ada namun tidak mengganggu tubuh si pasien. Lalu
menurut dokter, kehamilan diperbolehkan jika pasien pada kondisi remisi.
Jika sudah positf AI, namun tidak dilakukan treatment
(pengobatan dll), bisa makin parah atau timbul komplikasi seperti stroke di
usia muda, keguguran berulang bahkan sampai kelumpuhan.
Pasien AI selalu diminta untuk kenali tubuh, jangan abaikan
alarm-alarm dari tubuh kita sendiri, salah satunya jangan sampai kecapekan.
Gejala Autoimun
Gejala paling umum: nyeri sekujur tubuh, nyeri pada otot yg tidak
jelas titiknya di mana seperti diiris-iris atau ditusuk-tusuk pisau, fatigue (lelah berlebihan), rambut
rontok parah, sering sariawan, nyeri sendi. Namun bbrp kasus tdk ada gejala yg
khas, kadang gejala sama tidak menunjukkan penyakit yang sama bahkan 1 pasien bisa
terjadi dua penyakit.
Pemeriksaan
Pada tahap awal, ditempuh melalui skrining ANA. Namun jika
positif belum tentu AI. Butuh pemeriksaan
lanjut untuk menegakkan diagnosis lalu
lanjut ANA Profile. Untuk penderita, bisa jadi pemeriksaan tersebut harus
dilakukan secara berkala. Dokter Er sampaikan juga bahwa jika hasil Ig A tinggi, bisa
jadi satu indikasi awal.
Pengobatan
Pada setiap pengobatan penyakit termasuk pasien AI, tentunya
ada efek samping dari pengobatan. Misalnya suatu jenis obat ada efeknya ke
lambung atau ginjal, tentunya dokter sudah kasih woro2 dari awal tentang efek
samping ini dan memberi obat lain untuk kurangi si efek samping itu. Biasanya pasien AI menderita vitamin D rendah atau
defisiensi, jadi dapat suplemen utk membantu mencegah reaksi peradangan
berikutnya.
Intinya AI butuh penanganan atau pengobatan jangka panjang.
Info lainnya, pemberian antibodi atau vaksin bisa jika
pasien dalam kondisi remisi.
Dokter Er sampaikan juga bahwa obat2 herbal tidak dilarang namun
sayang belum ada dokumentasi keberhasilan atau kegagalan, sehingga agak
menyulitkan ketika diterapkan.
Bagaimana mencegahnya?
AI dapat dicegah melalui beberapa langkah yang pada intinya
pola hidup sehat yaa seperti memperbaiki pola makan, katakan tidak pada pengawet
- penyedap - pewarna buatan, biasakan makan sayur dan buah organik, kurangi
garam. Pada beberapa kasus, pasien AI mungkin sensitif terhadap gluten.
Satu lagi yang penting: OLAHRAGA!!!!!!!! (camkan itu
Aniiii). Olahraga yang direkomendasikan yaitu berenang.
Penanganan AI
Pada sesi selanjutnya, mbak Elsa, seorang survivor AI penderita lupus, berbagi
tentang pengalamannya. Dalam hati, aku kagum banget sama mbak Elsa, yang
tentunya telah lalui masa-masa berat hadapi penyakitnya.
Awalnya ketika pulang dari perjalanan luar negeri, mbak Elsa
mungkin kecapekan. Gejala awalnya alergi yg terus menerus tapi tak jelas
penyebabnya dan nyeri2 di sekujur tubuh. Setelah menjalani serangkaian
pemeriksaan, maka dinyatakan positif AI. Bukan hal yang mudah untuk
menghadapinya, melewati dulu fase denial
atau penolakan diri dan sekarang sudah pada tahap remisi selama 3 tahun terakhir.
Lingkungan keluarga amat berperan dalam mendukung mbak Elsa (support system).
Akhirnya sampai pada tahap kenali diri sendiri dan jaga
aktivitas. AI jangan dilawan, tapi berdamai. Si lupus dianggap sahabat.
Mbak Elsa pernah jalani pengobatan herbal tapi ternyata
berefek flare. Jadi sarannya, lebih baik selalu dialog dengan dokter. Ikut komunitas
AI dapat membantu support system.
Proses remisi itu ga pendek.
Pesan penutup
Pesan penutup dari dr Er: jika ada gejala yg terus timbul, segera
kontrol kembali ke dokternya, usahakan di rumah sakit yg sama spy sudah ada
kronologis dalam rekam medisnya.
Pesan penutup dari mbak Elsa: Pelajari dulu si autoimun lalu
berdamai. Masih bisa aktivitas tapi sesuai kondisi badan (self alarm). Efek
samping harus dipahami n siap dgn resikonya
Manfaat seminar
Seminar semacam ini amat berguna buat aku karena bisa nambah wawasan. Sudah beberapa kali aku ikut seminar dari Prodia semacam ini, seperti tentang stroke, gagal ginjal dll. Bonus lainnya adalah gratis plus suka dapet doorprize pula haha mamakalimrugi. Cuma yang suka bikin gemes adalah waktu buatu sesi tanya jawab yang sering kurang. Peserta masih banyak yang ngacung tapi waktu keburu habis. Oya satu hal lagi, seminar AI ini kemarin diadakan di Botani Square, satu mall yang paling hits di Bogor. Sayangnya ruangan tidak tertutup, jadi buat aku konsentrasi rada kurang, karena di sebelah banyak orang wara wiri. Anyway, seminar seperti ini selalu berguna. Terimakasih Prodia, sukses terus ya dengan layanannya yang patut diacungi jempol.
Oya, ada satu pemandangan yang mengharukan buatku. Ada satu pasangan
duduk pas di depan barisanku. Tampak seperti pasangan suami istri muda. Sepanjang
seminar, sang suami selalu merangkul istrinya dan menepuk-nepuk bahunya dengan
sayang. Mungkin sang istri pasien AI juga, karena pada sesi tanya jawab, dia
acungkan tangan tapi ga kebagian waktu. Terharu merhatiin rasa sayang sang
suami.