Minggu, 01 April 2018

Seminar Autoimun @Prodia

Bulan lalu, temanku Vemmy yang kerja di Prodia share info seminar tentang Autoimun tanggal 25 Maret. Wah aku langsung minat, cus daftar dong. Aku bukan penderita Autoimun, tapi beberapa kawan sudah ada yang terkena dan suka share gejala-gejalanya. Jadi tujuan ikut seminar ini buat nambah ilmu yang pasti suatu saat akan berguna.

Oh ya yang belum tahu apa itu Prodia, coba deh gugling itu laboratorium klinik yang udah terkenal banget hehe. Terkenal karena pelayanannya yang bagus dan akurat. Sehari sebelum seminar, pihak Prodia telpon aku mengingatkan plus sorenya masuk sms reminder juga. Tuh buat seminar aja, diingetin ya kita. Bener kan pelayannya prima visan hehe...

Oh ya satu faktor lagi yang aku minat banget ikut adalah karena narsumnya dr Erwanto, dokter spesialis penyakit dalam dengan sub autoimun. Beliau dokter favoritku dan suami sejak beberapa tahun terakhir. Kenapa? Diagnosanya tepat sama keluhan kami. Ramah dan bersedia nerangin kalo kita tanya. Satu lagi hehe kalo aku daftar pasien umum pasti beliau tanya kenapa ga pake BPJS? Sayang kan bu kalo ga dipake.

Singkat cerita, hari H pun tiba, jadwal mulai seminar jam 12. Dengan semangat 45, jam setengah 12 aku otw ke tkp di Botani. Sampe tkp, langsung registrasi lalu dapet info mulai tengnya jam 1, jadi dipersilakan buat shalat dulu. Dr Er (panggilan akrab beliau) ternyata udah tiba. Dia ingat aku ternyata dan langsung menyapa: apa kabar bu? Kami pun bersalaman. Beliau mau shalat dulu juga. Aku pun menuju mushola di lantai dasar buat shalat.

Beres shalat, langsung balik lagi tkp. Eh ternyata dapet makan siang dengan menu Hokben (bukan iklan). Alhamdulillah, emang lagi laper banget hehe langsung disantap dah. Selagi makan, terlirik ada mbak2 berjilbab merah di meja registrasi. Lah itu kan Ritaaa temenku satu grup haha langsung deh kami berdadah2 dan duduk bareng. Cipika cipiki dan bertukar kabar karena udah lama banget ga ketemu, janjian beberapa kali tapi ga pas terus. Ga lama ada satu mbak2 juga yang colek2 kami, lah ternyata Rara kawan grup kami juga haha jadilah kami ribut bertiga. Lucunya baju kami ternyata mirip warnanya. Jadilah kami bercentil ria berfoto di photo booth yang disediakan panitia.


Tiga Mamak Kece

Naah buat yang pengen tahu tentang autoimun, nih aku kasih resume dari materinya yaa. Mungkin ada beberapa bagian yang perlu cek dan ricek, maklum mamak kan terbatas daya tangkapnyaa hehe..

Apa sih autoimun ituu?

Pada bagian ini, aku tambahkan beberapa info dari https://mediskus.com/penyakit/penyakit-autoimun-pengertian-gejala-pengobatan

Penyakit autoimun (aku singkat AI) terjadi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang mengalami gangguan sehingga menyerang jaringan tubuh itu sendiri. Padahal seharusnya sistem imun hanya menyerang organisme atau zat-zat asing yang membahayakan tubuh. Dari segi bahasa auto artinya diri sendiri, dan imun artinya sistem pertahanan tubuh, jadi pengertian autoimun adalah sistem pertahanan tubuh mengalami gangguan sehingga menyerang sel-sel tubuh itu sendiri.

Sistem kekebalan tubuh adalah kumpulan sel-sel khusus dan zat kimia yang berfungsi melawan agen penyebab infeksi seperti bakteri dan virus serta membersihkan sel-sel tubuh yang menyimpang (non-self) misalnya pada kanker. Gangguan autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang keliru menyerang jaringan tubuh sendiri.

Doker Er menerangkan bahwa pada tubuh AI, sistem kekebalan tidak dapat membedakan mana sel sehat dan mana input dari luar yg berbahaya. AI termasuk penyakit kronik. Belakangan peningkatan kasusnya makin tinggi, semula 3,7% jadi 7,1 % per tahun. P

Gangguan autoimun dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu organ spesifik dan non-organ spesifik (doker Er menyebut sistemik). Organ-spesifik berarti satu organ tertentu yang terkena, sedangkan non-organ spesifik artinya sistem imun menyerang beberapa organ atau sistem tubuh yang lebih luas.

Ada sekitar 80 gangguan autoimun yang berbeda mulai dari yang ringan sampai yang berat, tergantung pada sistem tubuh mana yang diserang dan seberapa besar fungsinya bagi tubuh. Spektrum penyakitnya amat luas spt Lupus, Graves, Multiple sclerosis, Rheumatoid arthritis atau Rematik dan lain-lain.

Dari sumber tersebut, ditulis bahwa AI bukan penyakit tapi gangguan. Ini mirip dengan pemahamanku, AI ini adalah suatu kondisi tubuh kita yang lalu sebabkan beberapa penyakit yang berbeda pada seorang pasien.

Penyebab pasti AI blm diketahui. Namun penelitian menyebutkan pasien perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Belum diketahui secara pasti, kenapa perempuan lebih rentan daripada laki-laki, terutama selama usia reproduktif.

AI belum dpt disembuhkan, yang bisa dilakukan adalah mengendalikannya hingga mencapai remisi. Remisi itu adalah kondisi AI tetap ada namun tidak mengganggu tubuh si pasien. Lalu menurut dokter, kehamilan diperbolehkan jika pasien pada kondisi remisi.

Jika sudah positf AI, namun tidak dilakukan treatment (pengobatan dll), bisa makin parah atau timbul komplikasi seperti stroke di usia muda, keguguran berulang bahkan sampai kelumpuhan.

Pasien AI selalu diminta untuk kenali tubuh, jangan abaikan alarm-alarm dari tubuh kita sendiri, salah satunya jangan sampai kecapekan.

Gejala Autoimun
Gejala paling umum: nyeri sekujur tubuh, nyeri pada otot yg tidak jelas titiknya di mana seperti diiris-iris atau ditusuk-tusuk pisau, fatigue (lelah berlebihan), rambut rontok parah, sering sariawan, nyeri sendi. Namun bbrp kasus tdk ada gejala yg khas, kadang gejala sama tidak menunjukkan penyakit yang sama bahkan 1 pasien bisa terjadi dua penyakit.

Pemeriksaan
Pada tahap awal, ditempuh melalui skrining ANA. Namun jika positif belum tentu AI.  Butuh pemeriksaan lanjut untuk menegakkan diagnosis lalu lanjut ANA Profile. Untuk penderita, bisa jadi pemeriksaan tersebut harus dilakukan secara berkala. Dokter Er sampaikan juga bahwa jika hasil Ig A tinggi, bisa jadi satu indikasi awal.

Pengobatan
Pada setiap pengobatan penyakit termasuk pasien AI, tentunya ada efek samping dari pengobatan. Misalnya suatu jenis obat ada efeknya ke lambung atau ginjal, tentunya dokter sudah kasih woro2 dari awal tentang efek samping ini dan memberi obat lain untuk kurangi si efek samping itu. Biasanya pasien AI menderita vitamin D rendah atau defisiensi, jadi dapat suplemen utk membantu mencegah reaksi peradangan berikutnya. 
Intinya AI butuh penanganan atau pengobatan jangka panjang.

Info lainnya, pemberian antibodi atau vaksin bisa jika pasien dalam kondisi remisi.
Dokter Er sampaikan juga bahwa obat2 herbal tidak dilarang namun sayang belum ada dokumentasi keberhasilan atau kegagalan, sehingga agak menyulitkan ketika diterapkan.

Bagaimana mencegahnya?
AI dapat dicegah melalui beberapa langkah yang pada intinya pola hidup sehat yaa seperti memperbaiki pola makan, katakan tidak pada pengawet - penyedap - pewarna buatan, biasakan makan sayur dan buah organik, kurangi garam. Pada beberapa kasus, pasien AI mungkin sensitif terhadap gluten.
Satu lagi yang penting: OLAHRAGA!!!!!!!! (camkan itu Aniiii). Olahraga yang direkomendasikan yaitu berenang.

Penanganan AI
Pada sesi selanjutnya, mbak Elsa, seorang survivor AI penderita lupus, berbagi tentang pengalamannya. Dalam hati, aku kagum banget sama mbak Elsa, yang tentunya telah lalui masa-masa berat hadapi penyakitnya.
Awalnya ketika pulang dari perjalanan luar negeri, mbak Elsa mungkin kecapekan. Gejala awalnya alergi yg terus menerus tapi tak jelas penyebabnya dan nyeri2 di sekujur tubuh. Setelah menjalani serangkaian pemeriksaan, maka dinyatakan positif AI. Bukan hal yang mudah untuk menghadapinya, melewati dulu fase denial atau penolakan diri dan sekarang sudah pada tahap remisi selama 3 tahun terakhir. Lingkungan keluarga amat berperan dalam mendukung mbak Elsa (support system).
Akhirnya sampai pada tahap kenali diri sendiri dan jaga aktivitas. AI jangan dilawan, tapi berdamai. Si lupus dianggap sahabat.
Mbak Elsa pernah jalani pengobatan herbal tapi ternyata berefek flare. Jadi sarannya, lebih baik selalu dialog dengan dokter. Ikut komunitas AI dapat membantu support system. Proses remisi itu ga pendek.

Pesan penutup
Pesan penutup dari dr Er: jika ada gejala yg terus timbul, segera kontrol kembali ke dokternya, usahakan di rumah sakit yg sama spy sudah ada kronologis dalam rekam medisnya.
Pesan penutup dari mbak Elsa: Pelajari dulu si autoimun lalu berdamai. Masih bisa aktivitas tapi sesuai kondisi badan (self alarm). Efek samping harus dipahami n siap dgn resikonya

Manfaat seminar
Seminar semacam ini amat berguna buat aku karena bisa nambah wawasan. Sudah beberapa kali aku ikut seminar dari Prodia semacam ini, seperti tentang stroke, gagal ginjal dll. Bonus lainnya adalah gratis plus suka dapet doorprize pula haha mamakalimrugi. Cuma yang suka bikin gemes adalah waktu buatu sesi tanya jawab yang sering kurang. Peserta masih banyak yang ngacung tapi waktu keburu habis. Oya satu hal lagi, seminar AI ini kemarin diadakan di Botani Square, satu mall yang paling hits di Bogor. Sayangnya ruangan tidak tertutup, jadi buat aku konsentrasi rada kurang, karena di sebelah banyak orang wara wiri. Anyway, seminar seperti ini selalu berguna. Terimakasih Prodia, sukses terus ya dengan layanannya yang patut diacungi jempol. 

Oya, ada satu pemandangan yang mengharukan buatku. Ada satu pasangan duduk pas di depan barisanku. Tampak seperti pasangan suami istri muda. Sepanjang seminar, sang suami selalu merangkul istrinya dan menepuk-nepuk bahunya dengan sayang. Mungkin sang istri pasien AI juga, karena pada sesi tanya jawab, dia acungkan tangan tapi ga kebagian waktu. Terharu merhatiin rasa sayang sang suami.


1 komentar: