Sore itu, sampai di rumah, Ilman anakku mengacungkan surat.
“Bu, ada surat.. “
Surat dari sekolah itu tentang kegiatan Try Out (TO) With
Parent di hari Sabtu tanggal 24 September, lengkap dengan susunan acara. TO
untuk tiga pelajaran yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA. Ternyata ada
satu poin penting: kehadiran salah satu orangtua atau pendamping jadi
prasyarat. Hhmm ini menarik. Sip, Sabtu
ini berarti mesti ke sekolah temani dia.
Sorenya, di grup WhatsApp orangtua, mulai seliweran obrolan
tentang TO itu. Diawali dari info kumpulan soal, lalu beberapa ingin punya
kopinya. Giliran bahas ortu kudu belajar juga, aku iseng tulis seakan-akan aku
sudah baca buku pelajaran Ilman. Lucunya ada yang percaya haha.. colek sobat
solcan, maaf saudarakuuu....
Makin lama, obrolan di grup makin seru... Dari yang keder
mesti ikut belajar, saling tuduh antara ibu dan ayah tentang siapa yang harus
temani si anak, sampai ada yang bekali buku-buku pelajaran buat dibaca ayahnya
di kantor.. Hahaha...
Aku diskusi sebentar dengan Ilman. Dan kesepakatannya adalah
Ilman mau mandiri dulu kerjakan soal sendiri. Kalau ada yang kurang paham atau
bingung, baru aku boleh bantu. Oke, nak. Siap. Jadi tugas utama ibu adalah jadi
suporter.
Tibalah hari H.
Dari pagi, Ilman ribut bilang, ibu ga boleh telat. Tau aja
dia, ibunya suka ngaret. Eh.. ups... hihi..
Dari rumah jam 07.08, rada ngebut, dan sampai di sekolah jam
07.17. Telat dua menit. Masuk gerbang sekolah, dalam hati aku bingung, kok sepi
yaa. Ini pada telat atau pada rajin ya? Langsung naik ke lantai 2. Wah,
ternyata sudah pada duduk rapi di kelas yang sudah dibagi, dan betul didampingi
ayah, ibu atau kakak.
Setelah duduk di bangku, lah kok aku
jadi deg-degan gini yaa.... dan ternyata beberapa mama yang sudah aku kenal
bilang hal sama: Kenapa kita yang jadi stress gini yaa? hahaha..
Soal pun dibagikan. Ustadz pengawas kelas membacakan tata
tertib. Setelah berdoa, aku tos-tosan dulu sama Ilman. Untuk sesi pertama,
pelajaran Bahasa Indonesia dengan waktu 75 menit. Sambil Ilman kerjakan, aku
ikut baca soal-soalnya dan coba jawab dalam hati.
Sepuluh menit pertama masih tenang. Sesudahnya, mulai
terdengar suara-suara pelan diskusi anak dan orangtuanya. Ilman bertanya
beberapa soal padaku, lalu kami diskusi. Aku berusaha tidak langsung arahkan
jawaban yang menurutku betul. Pilihan jawaban tetap dia yang tentukan.
Sebelum satu jam, ada satu mama yang acungkan tangan:
Ustadz, boleh dikumpulkan? Ini sudah selesai. Waahh langsung terdengar seruan
heran dan tawa mulai keder. Lucuu... haha.. Ustadz bilang yang sudah selesai
disarankan untuk diperiksa lagi, kalau perlu sampai dua-tiga kali.
Setelah sesi pertama, ada istirahat limabelas menit. Tahukah
Anda, anak-anak ngapain waktu break itu? Anak-anak laki langsung meluncur turun
berlari ke lapangan tengah daaan..... bermain bola.. hahaha.. EGP deh dengan
TO. Sementara aku perhatikan, tidak ada satupun anak perempuan yang keluar
kelas. Ada dua kemungkinan: mereka tertib dan rajin pisan atau sibuk murak
bekel mama2nya yang jago bikin kue hehe...
Tibalah sesi kedua yaituuu Matematika. Pelajaran yang sering
ditakuti anak-anak dan bikin stress. Ilman coba kerjakan sendiri lagi, tapi aku
coba juga lihat soalnya, mungkin aku bisa. Gayanya, ketika ustadz tawarkan
tambahan kertas kotretan, langsung aku ikut mengacung haha... siga nu enya
we!!
Sesi ini seru pisan buat kami berdua. Kejar-kejaran dengan
waktu, ternyata 75 menit untuk 30 soal itu mepet juga. Beberapa soal kami
berdebat sampai ngakak berdua. Sesekali aku
iseng lihat suasana kelas. Satu dua anak ternyata juga terlibat debat dengan
mama atau papanya. Ada satu ayah yang sibuk ngotret dengan serius. Serruuuu!!!
Tak terasa 75 menit berlalu,bel pun berbunyi tanda masuk sesi
ketiga untuk mapel IPA. Aku bilang, kita istirahat dulu lima menit ya. Iseng
aku foto candid beberapa aksi anak-ortu.
Ternyata oh ternyata, efek otak ngebul akibat MTK ada
dampaknya juga. Saat mengerjakan IPA, Ilman perlu beberapa waktu untuk kembali fokus.
Belum lagi waktu yang hanya 45 menit untuk 30 soal. O oww... Beberapa soal,
Ilman tidak yakin dengan jawabannya karena belum dapat materinya. Dan aku pun
harus mengingat-ingat untuk coba bantu. Sekian puluh tahun lalu boo... hehe..
Di sesi ini, Ilman sedikit protes karena beberapa soal aku langsung kasih
tunjuk jawaban yang betul menurutku, yang belum tentu juga betul. Hehe maap
maap nak, tidak sesuai kesepakatan awal.
Tepat pukul 11, bel kembali berbunyi. Selesaiah acara
Ulangan Bersama Ortu. Alhamdulillaah..
Kesanku buat kegiatan ini positif.
Pertama, kita jadi lebih tenggangrasa pada anak, bagaimana
mereka berjuang mencoba kerjakan soal, kadang kurang teliti hingga menjawab
salah, kadang konsentrasi terpecah, kadang lupa padahal sudah diajarkan.
Kedua, menurutku sekolah berusaha memberi image kepada anak bahwa
TO itu ga seseram yang dibayangkan. Diharapkan anak berusaha maksimal tanpa
dibayangi ketakutan atau rasa stress.
Ketiga, bagaimana serunya ortu kerjasama dengan anak. Beberapa
anak bahkan ditemani lengkap mama papanya. Kadang terjadi perdebatan atau
protes yang berakibat anak ngambek atau manyun, kadang juga terjadi hal-hal
lucu.
Jadi kesimpulannya, it is a recomended activity yang bisa
dicontoh sekolah lain.
Semoga untuk TO selanjutnya dan Ujian Akhir, anak-anak siap
lahir bathin dan lebih penting lagi, tidak sampai alami stress. Aamiin yaa
robbal ‘aalamiin.
Ide sekolahnya bagus, anaknya sekolah dimana teh?
BalasHapusDan pertanyaan tambahan teh..anaknya kelas berapa? :)
BalasHapus