Rabu, 27 Januari 2016

Cut Meutia yang Wangi



Sekitar bulan November, aku dapat kesempatan workshop tentang Social Entrepreneurship dari BBC di Morrissey Hotel. Alhamdulillaah, materi dan diskusinya cukup mencerahkan (ceritanya di tulisan hari berikutnya yaa… do'a in supaya komit hehehe). Aku dapat jadwal Jumat siang dari jam 2 sampai jam 5 dan Sabtu seharian dari pagi. Setelah melacak lewat mang Google, stasiun kereta terdekat ke tekape adalah Stasiun Gondangdia, lalu jalan kaki sekitar 500 meter. 

Hari Jumat, aku berangkat dari Bogor jam 11 siang dan sampai Stasiun Gondangdia jam 12 lewat. Rencana mau shalat dulu sebelum lanjut jalan kaki ke lokasi workshop. Sambil tunggu bubar shalat Jumat, aku cari makan dulu karena perut menagih isi. Sambil menyeberang jalan, kulihat ada plang mesjid Cut Meutia.. Oh yaa, nanti shalat di situ aahhh…batinku.

Selesai makan soto Padang yang tidak cukup maknyus tapi mahal (hahaha).. kulangkahkan kaki ke mesjid Cut Meutia. Para jamaah pria baru saja bubar. Ternyata oh ternyata ada pasar kaget di trotoar jalan dan di halaman mesjid.. Waahhh.. dari mulai mukena, sajadah dan lain lain perlengkapan shalat, jajanan aneka rupa sampai tongsis. Hahaha…. Seruuu!!!

Masuk area mesjid, aku sudah mulai tertarik dengan bangunannya. Tampak tua, bersahaja tapi terawat. Tumbuh pohon-pohon palem besar di area parkirnya dengan paving block. Bangunan disangga oleh tiang-tiang bulat besar dengan hiasan pecahan batu kali. Seperti bangunan-bangunan jaman dulu. Suka dengan lingkungan mesjid ini…

Setelah bertanya ke bapak penjaga sandal, sampailah ke tempat wudlu wanita. Ada di sayap kanan jika kita menghadap mesjid. Tempat wudlu, alhamdulillaah cukup bersih  dengan ibu penjaga yang ramah.

Area shalat wanita ada di sebelah tempat wudlu itu dengan sebuah pintu yang tertutup didahului tangga dengan delapan undakan. Pintunya unik dan antik dengan kayu tebal dan pegangan besar. Begitu lihat pintu dan tangganya, aku mulai makin suka. 

Sebelum shalat, mataku melihat-lihat interiornya. Terhampar karpet tebal, jam berdiri yang besar (ingat jam di rumah kakek dulu), lampu antik tergantung, partisi dari kayu. Daan….. tercium wangi cendana yang segaaaar …. aduuhhh sukaa…... Karpet shalatnya tebal, dan ketika sujud, aroma cendana itu tercium lebih wangi. Setelah shalat yang nyaman banget, aku mulai menjelajah ruang dalam.

Di area depan, seperti ada ruangan khusus yang dihalangi partisi. Aku pikir awalnya itu mihrab. Tapi setelah lebih dekat, terpampang tulisan: Tempat Iktikaf. Ooooh ternyata ini khusus untuk iktikaf. Lalu aku perhatikan lebih seksama lagi partisinya. Waahhh ternyata pada partisi itu, terukir rapi tulisan huruf Arab. Dan yang bikin lebih kagum lagi, huruf-huruf itu tidak seragam antar blok, berbeda-beda. Yang sempat aku perhatikan, ada ayat Kursi di antaranya. Subhanallaah… terbayang usaha sang pengukirnya.

Rasanya ingin berlama-lama di situ, tapi jadwal workshop sudah menanti. Pelan-pelan aku tinggalkan area mesjid itu. Rasa syukur yang dalam dan salut yang tinggi aku sampaikan ke para pengurus mesjid itu. Mesjid tua namun masih terawat bersih dan rapi.

Cut Meutia yang wangi…
Telah buat aku jatuh hati.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar