Sekitar bulan November, aku dapat kesempatan workshop tentang Social Entrepreneurship dari BBC di Morrissey Hotel.
Alhamdulillaah, materi dan diskusinya cukup mencerahkan (ceritanya di tulisan
hari berikutnya yaa… do'a in supaya komit hehehe). Aku dapat jadwal Jumat siang dari jam 2 sampai
jam 5 dan Sabtu seharian dari pagi. Setelah melacak lewat mang Google, stasiun
kereta terdekat ke tekape adalah Stasiun Gondangdia, lalu jalan kaki sekitar 500
meter.
Hari Jumat, aku berangkat dari Bogor jam 11 siang dan sampai
Stasiun Gondangdia jam 12 lewat. Rencana mau shalat dulu sebelum lanjut jalan
kaki ke lokasi workshop. Sambil
tunggu bubar shalat Jumat, aku cari makan dulu karena perut menagih isi. Sambil
menyeberang jalan, kulihat ada plang mesjid Cut Meutia.. Oh yaa, nanti shalat
di situ aahhh…batinku.
Selesai makan soto Padang yang tidak cukup maknyus tapi mahal
(hahaha).. kulangkahkan kaki ke mesjid Cut Meutia. Para jamaah pria baru saja
bubar. Ternyata oh ternyata ada pasar kaget di trotoar jalan dan di halaman
mesjid.. Waahhh.. dari mulai mukena, sajadah dan lain lain perlengkapan shalat,
jajanan aneka rupa sampai tongsis. Hahaha…. Seruuu!!!
Masuk area mesjid, aku sudah mulai tertarik dengan
bangunannya. Tampak tua, bersahaja tapi terawat. Tumbuh pohon-pohon palem besar
di area parkirnya dengan paving block. Bangunan disangga oleh tiang-tiang bulat
besar dengan hiasan pecahan batu kali. Seperti bangunan-bangunan jaman dulu. Suka
dengan lingkungan mesjid ini…
Setelah bertanya ke bapak penjaga sandal, sampailah ke tempat
wudlu wanita. Ada di sayap kanan jika kita menghadap mesjid. Tempat wudlu,
alhamdulillaah cukup bersih dengan ibu
penjaga yang ramah.
Area shalat wanita ada di sebelah tempat wudlu itu dengan
sebuah pintu yang tertutup didahului tangga dengan delapan undakan. Pintunya
unik dan antik dengan kayu tebal dan pegangan besar. Begitu lihat pintu dan
tangganya, aku mulai makin suka.
Sebelum shalat, mataku melihat-lihat interiornya. Terhampar
karpet tebal, jam berdiri yang besar (ingat jam di rumah kakek dulu), lampu
antik tergantung, partisi dari kayu. Daan….. tercium wangi cendana yang segaaaar
…. aduuhhh sukaa…... Karpet shalatnya tebal, dan ketika sujud, aroma cendana
itu tercium lebih wangi. Setelah shalat yang nyaman banget, aku mulai
menjelajah ruang dalam.
Di area depan, seperti ada ruangan khusus yang dihalangi
partisi. Aku pikir awalnya itu mihrab. Tapi setelah lebih dekat, terpampang
tulisan: Tempat Iktikaf. Ooooh ternyata ini khusus untuk iktikaf. Lalu aku
perhatikan lebih seksama lagi partisinya. Waahhh ternyata pada partisi itu,
terukir rapi tulisan huruf Arab. Dan yang bikin lebih kagum lagi, huruf-huruf
itu tidak seragam antar blok, berbeda-beda. Yang sempat aku perhatikan, ada
ayat Kursi di antaranya. Subhanallaah… terbayang usaha sang pengukirnya.
Rasanya ingin berlama-lama di situ, tapi jadwal workshop sudah menanti. Pelan-pelan aku
tinggalkan area mesjid itu. Rasa syukur yang dalam dan salut yang tinggi aku
sampaikan ke para pengurus mesjid itu. Mesjid tua namun masih terawat bersih
dan rapi.
Cut Meutia yang wangi…
Telah buat aku jatuh hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar