Bermula dari suatu keisengan ingin kumpulkan alumni ITB
yang berdomisili di Bogor, pada satu sore di medio tahun 2011, berhasil berkumpul beberapa alumni di
Munti Café (tanggalnya lupa hehe..). Tanggal itu adalah cikal bakal
terbentuknya paguyuban alumni ITB di Bogor, yang lalu kami namakan Keluarga ITB
@Bogor.
(Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan dengan penamaan
ini. Mungkin juga ada beberapa yang aneh, ITB kok kayak ada cabang di Bogor.
Nama ini semata-mata hanya untuk menunjukkan bahwa kami telah membentuk suatu
paguyuban. Karena itulah nama ini tidak kami formalkan.)
Sejak kumpul pertama itu, lalu dicoba mendata alumni yang
tinggal di Bogor. Dengan getok tular, satu orang mengajak teman satu jurusan
atau satu angkatan atau satu unit kegiatan atau satu kantor dll, lama kelamaan
terkumpul data sekian puluh alumni.
Lalu dibentuklah grup di Facebook, makin membesar ternyata
anggotanya. Berhasil terdata sekitar 300 alumni ITB yang tinggal di Bogor, dari
berbagai jurusan dan berbagai angkatan, dari yang amat senior (angkatan 60-an)
sampai yang junior banget (angkatan 2000-an). Walaupun yang aktif, tetap
hanya sekian puluh orang yang punya minat untuk berhimpun dan kangen ngumpul.
Dari situ kemudian bergulir beberapa ide, yang intinya
adalah ingin menyambungkan silaturahim dulu di kampus plus ingin berkontribusi
untuk Kota Bogor, yang sekarang nota bene menjadi tempat tinggal kami.
Daaaan menyenangkan ya. Ada beberapa alumni yang ternyata
bertetangga satu RW, yang sesama orangtua murid di satu sekolah yang sama, yang
pernah satu kantor. Yang paling aneh bin ajaib, sekali atau dua kali ketemu kok
langsung klik yaa… becandanya, ledek-ledekannya, dll… langsung nyambung. Itu
kali yaaa yang namanya satu frekuensi.
Kemudian kita beberapa kali bikin kegiatan seru-seruan
seperti Kids Camp, berbagi pada duafha, futsal bareng, buka puasa bersama, Halal
Bihalal, dll. Untuk kegiatan Berbagi,
kami ajak anak-anak ikut serta, untuk mengasah kepekaan sosialnya. Dan ternyata
respon teman-teman bagus dan beberapa malah nagih pengen bikin kegiatan serupa
lagi.
Satu hal kecil yang menjadi sedikit kendala adalah
terbatasnya waktu luang dari para alumni. Sebagian besar alumni bekerja di
Jakarta, sehingga waktu luang di akhir minggu dimanfaatkan untuk kumpul
keluarga. Hanya beberapa alumni yang memang “gegedug”, yang bekerja di Bogor
atau yang sifat kerjanya fleksibel, mau meluangkan sedikit waktu untuk ngopeni paguyuban ini.
Baru-baru ini, grup kami coba bagi ke beberapa divisi, seperti
Divisi Sosial, Divisi Belajar Zero Waste, dan yang baru rencana: Divisi
Pendidikan dan Divisi Entrepeuneur.
Yang paling menarik buatku sementara ini adalah divisi
kedua, terdiri dari 20an emak-emak yang semangat untuk belajar minim sampah.
Dari mulai bikin lubang biopori dan keranjang Takakura untuk mengolah sampah
organik, diet kantong plastic, sampai ke minimal pakai bahan kimia (= mandi
tanpa sabun) hahaha… Dari hitung-hitungan kasar kami, maka sampah yang kami
buang ke luar rumah itu hanya sekitar 40-50%. Menurutku itu keeereeeen.
Kebayang coba kalo ¼ penduduk suatu kota melakukan hal yang
sama, maka hilir mudik truk pengangkut sampah bisa berkurang, umur pakai TPA
(Tempat Pembuangan Akhir sampah) bisa lebih panjang, potensi pencemaran sampah
ke air (seperti sungai) atau tanah juga bisa dikurangi. Pasti menurut kalian
itu bukan keren kaan, tapi KEREN BANGET… hihihi…
(Cerita tentang kegiatan divisi ini rencana ada edisi
lanjutannya.. )
Setelah beberapa waktu, aku amati ternyata
alumni itu senang ketika berkumpul dan berbagi nostalgia jaman di kampus
misalnya tentang Kasih Tak Sampai (hahaha) atau gossip hantu di gedung Arsitek
(hiiii…), cerita tentang ospek kami yang terbilang keras tapi sukses bikin
kompak, tentang himpunan atau organisasi kampus yang sama-sama diikuti. Juga berbagi
ide, dan tak jarang berbagi rejeki ke lingkungan sekitar.
Intinya alumni suka berhimpun. Yang diperlukan adalah
beberapa orang yang mau bersusah payah kumpulkan alumni ini (baca: orang kurang
kerjaan kayak sayah.. hahaha). Fanatisme jurusan atau angkatan hanya untuk
seru-seruan dan bahan ledekan… Namun solidaritas yang pelan-pelan terbentuk
terasa berarti dan indah… aahhh lebay deh.
Menurutku pribadi, itulah yang dibutuhkan dalam suatu ikatan
alumni.
Rasa kebersamaan, tempat nostalgia, berbagi ilmu atau sedikit harta , berbagi
rasa solidaritas.
GUYUB…
Itulah sinergi dan bergerak bersama.
Mungkin skalanya amat kecil, tapi setidaknya sudah dimulai,
bukan wacana semata.
----
UNTUK TUHAN, BANGSA, DAN ALMAMATER.
Harapan seorang alumni ITB, ibu rumah tangga biasa. Sama
sekali bukan orang canggih, tapi pengen banget punya kepedulian sosial, sedikit
kontribusi untuk Kota Bogor, yang lama-lama saya cintai. Walaupun tetap itu tidak
bisa kalahkan cinta harga mati untuk Kota Bandung, my hometown.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar