Senin, 11 Januari 2016

PAGUYUBAN ALUMNI

Bermula dari suatu keisengan ingin kumpulkan alumni ITB yang berdomisili di Bogor, pada satu sore di medio tahun 2011, berhasil berkumpul beberapa alumni di Munti Café (tanggalnya lupa hehe..). Tanggal itu adalah cikal bakal terbentuknya paguyuban alumni ITB di Bogor, yang lalu kami namakan Keluarga ITB @Bogor.
(Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan dengan penamaan ini. Mungkin juga ada beberapa yang aneh, ITB kok kayak ada cabang di Bogor. Nama ini semata-mata hanya untuk menunjukkan bahwa kami telah membentuk suatu paguyuban. Karena itulah nama ini tidak kami formalkan.)
Sejak kumpul pertama itu, lalu dicoba mendata alumni yang tinggal di Bogor. Dengan getok tular, satu orang mengajak teman satu jurusan atau satu angkatan atau satu unit kegiatan atau satu kantor dll, lama kelamaan terkumpul data sekian puluh alumni.

Lalu dibentuklah grup di Facebook, makin membesar ternyata anggotanya. Berhasil terdata sekitar 300 alumni ITB yang tinggal di Bogor, dari berbagai jurusan dan berbagai angkatan, dari yang amat senior (angkatan 60-an) sampai yang junior banget (angkatan 2000-an). Walaupun yang aktif, tetap hanya sekian puluh orang yang punya minat untuk berhimpun dan kangen ngumpul.

Dari situ kemudian bergulir beberapa ide, yang intinya adalah ingin menyambungkan silaturahim dulu di kampus plus ingin berkontribusi untuk Kota Bogor, yang sekarang nota bene menjadi tempat tinggal kami.

Daaaan menyenangkan ya. Ada beberapa alumni yang ternyata bertetangga satu RW, yang sesama orangtua murid di satu sekolah yang sama, yang pernah satu kantor. Yang paling aneh bin ajaib, sekali atau dua kali ketemu kok langsung klik yaa… becandanya, ledek-ledekannya, dll… langsung nyambung. Itu kali yaaa yang namanya satu frekuensi.

Kemudian kita beberapa kali bikin kegiatan seru-seruan seperti Kids Camp, berbagi pada duafha, futsal bareng, buka puasa bersama, Halal Bihalal, dll. Untuk kegiatan  Berbagi, kami ajak anak-anak ikut serta, untuk mengasah kepekaan sosialnya. Dan ternyata respon teman-teman bagus dan beberapa malah nagih pengen bikin kegiatan serupa lagi.

Satu hal kecil yang menjadi sedikit kendala adalah terbatasnya waktu luang dari para alumni. Sebagian besar alumni bekerja di Jakarta, sehingga waktu luang di akhir minggu dimanfaatkan untuk kumpul keluarga. Hanya beberapa alumni yang memang “gegedug”, yang bekerja di Bogor atau yang sifat kerjanya fleksibel, mau meluangkan sedikit waktu untuk ngopeni paguyuban ini.

Baru-baru ini, grup kami coba bagi ke beberapa divisi, seperti Divisi Sosial, Divisi Belajar Zero Waste, dan yang baru rencana: Divisi Pendidikan dan Divisi Entrepeuneur.

Yang paling menarik buatku sementara ini adalah divisi kedua, terdiri dari 20an emak-emak yang semangat untuk belajar minim sampah. Dari mulai bikin lubang biopori dan keranjang Takakura untuk mengolah sampah organik, diet kantong plastic, sampai ke minimal pakai bahan kimia (= mandi tanpa sabun) hahaha… Dari hitung-hitungan kasar kami, maka sampah yang kami buang ke luar rumah itu hanya sekitar 40-50%. Menurutku itu keeereeeen.

Kebayang coba kalo ¼ penduduk suatu kota melakukan hal yang sama, maka hilir mudik truk pengangkut sampah bisa berkurang, umur pakai TPA (Tempat Pembuangan Akhir sampah) bisa lebih panjang, potensi pencemaran sampah ke air (seperti sungai) atau tanah juga bisa dikurangi. Pasti menurut kalian itu bukan keren kaan, tapi KEREN BANGET… hihihi…
(Cerita tentang kegiatan divisi ini rencana ada edisi lanjutannya.. )

Setelah beberapa waktu, aku amati ternyata alumni itu senang ketika berkumpul dan berbagi nostalgia jaman di kampus misalnya tentang Kasih Tak Sampai (hahaha) atau gossip hantu di gedung Arsitek (hiiii…), cerita tentang ospek kami yang terbilang keras tapi sukses bikin kompak, tentang himpunan atau organisasi kampus yang sama-sama diikuti. Juga berbagi ide, dan tak jarang berbagi rejeki ke lingkungan sekitar.

Intinya alumni suka berhimpun. Yang diperlukan adalah beberapa orang yang mau bersusah payah kumpulkan alumni ini (baca: orang kurang kerjaan kayak sayah.. hahaha). Fanatisme jurusan atau angkatan hanya untuk seru-seruan dan bahan ledekan… Namun solidaritas yang pelan-pelan terbentuk terasa berarti dan indah… aahhh lebay deh.

Menurutku pribadi, itulah yang dibutuhkan dalam suatu ikatan alumni.
Rasa kebersamaan, tempat nostalgia, berbagi ilmu atau sedikit harta , berbagi rasa solidaritas. 
GUYUB…

Itulah sinergi dan bergerak bersama.

Mungkin skalanya amat kecil, tapi setidaknya sudah dimulai, bukan wacana semata.

----

UNTUK TUHAN, BANGSA, DAN ALMAMATER.
Harapan seorang alumni ITB, ibu rumah tangga biasa. Sama sekali bukan orang canggih, tapi pengen banget punya kepedulian sosial, sedikit kontribusi untuk Kota Bogor, yang lama-lama saya cintai. Walaupun tetap itu tidak bisa kalahkan cinta harga mati untuk Kota Bandung, my hometown.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar